Selasa, 13 Oktober 2009

Terjebak di penginapan esek esek




Saya berjalan santai melintasi norodom boulevard di kota Phnom penh untuk mencari penginapan, gagal mendapat penginapan di dekat sisowath quay karena guest house sudah terisi penuh karena hari ini adalah weekend. saya agak melipir sedikit ke tengah kota setelah hampir berjalan cukup lama akhirnya mendapatkan sebuah guesthouse di samping hotel berbintang kemudian saya menanyakan apakah ada kamar yang kosong dengan baiknya penjaga guesthouse mengiyakan dan berharga 5 usd dgn kamar mandi didalam plus air mineral,Karena sudah capek seharian mencari guesthouse sayapun setuju menginap di situ.

kamar kamarnya seperti kost-kostan dengan pintu yang berhadap-hadapan,dan jendela yang menghadap ke jalan,kamar saya ada di lantai 2 dengan duoble bed plus selimut dan ada meja riasnya seperti layaknya guesthouse2 yg pernah saya inapi sebelum-sebelumnya.oh iya nama guesthousenya adalah popork  selintas mirip kain yang dikenakan bayi atau daging babi dalam bahasa inggris hehehe




Tak lama kemudian pintu kamar diketuk setelah saya mandi rupanya karyawan tersebut membawakan handuk dan air mineral, sambil tersenyum dia bertanya :
"do you need a lady”

‘'no thanks" jawab saya

'come on you’re in cambodia man’’ katanya

saya menolaknya dgn halus dan menjelaskan tujuan saya ke sini

" wah salah masuk nih "

Jrreeeng!!! pantesan aja dari tadi banyak pasangan yg keluar masuk

"kayaknya ada yang nggak beres neh’"



malam itu saya langsung keluar untuk mencari akan dan menikmati malam minggu di sekitar sisowath quay dan independene monument. Dikepala timbul berbagai pertanyaan tentang hotel esek2 tsb diantaranya bagaimana kalo digerebek ya ketika lagi tidur apalagi orang asing seperti saya. Walaupun ini bukan pertama kali saya terjebak menginap dihostel esek2 tapi kan waktu itu saya berdua dgn teman dan menginapnya juga di bali di Negara sendiri ,ya sudahlah nasi sudah menjadi lontong kalo pake dasi jgn meludah di tong he he




Sekembalinya dari jalan2 saya langsung siap2 untuk tidur, capek sekali hari ini dgn cepat badan ini saya hempaskan ke tempat tidur begitu akan memejamkan mata ,saya mendengar suara berisik di samping kamar suara itu semakin jelas terdengar ‘ah ah ugh ugh berulang ulang Berisik sekali dengan dominan suara wanita perasaan saya campur aduk antara takut, menyesal dan tentunya penasaran.rupanya mereka sedang bertempur saya sendiri nggak bisa tertidur pulas karena waswas .pagi2 akhirnya saya checkout untuk .meninggalkan kota ini

Setengah Hari Di Myanmar



Awalnya saya tidak tertarik untuk mengunjungi negara myanmar ini dengan kunjungan singkat,tapi ketika saya mengobrol dgn seorang bule jerman di sebuah guesthouse chiang mai akhirnya tertarik juga. Dia bercerita bahwa baru kembali dari sana,dan menemukan sesuatu yg menarik tentunya pengalaman menginjak tanah myanmar walaupun hanya di perbolehkan Cuma dalam jangka waktu sehari.Setibanya di terminal maesae(4 jam dari chiang mai) saya menuju ke pangkalan songtheauw(sejenis angkot khas daerah thailand utara),rupanya banyak juga yg ingin pergi ke sana,saya tidak menemui satupun orang asing .Cuma satu kata yg saya ucapkan kepada seorang kenek yg menghampiri saya..

”border..?” kata saya

“ya ..please…!!

Hmmm ternyata sudah penuh ,tapi dari pada menunggu giliran songtheauw berikutnya (pengalaman naik angkot di pinggiran jakarta ,yang ngetem cukup lama)..okelah gelayutan Di pintu belakang nya toh paling cuma sebentari mungkin didepan juga banyak yang turun hihihi *sedikit ngarep

“tariikkkk pirrrrr”

Hehehe ternyata dugaan saya salah penumpangnya semua turun bersamaan dengan saya Sebelum bayar ongkosnya ,saya perhatikan penumpang tersebut bayar berapa..ahaa Cuma 10 baht(rp 3000).

Kota kecil maesae termasuk propinsi chiang rai di thailand utara,jalan raya menuju ke perbatasannya berdiri ruko-ruko dan toko-toko yang menjual kebutuhan pokok.saya berjalan2-jalan sebentar sebelum masuk ke pos perbatasannya


Di sisi Thailand paspor saya di cap seperti biasa masuk ke suatu negara,sekitar 10 m ke depan ada pos imigrasi myanmar,agak berbeda ketika masuk ke negara asteng lain yg Cuma mengisi kartu keberangkatan dan kedatangan,di sini saya di berikan petugas imigrasi myanmar selembar kertas kaku berwarna hitam berlambangkan simbol negara tsb dan harus diisi dgn biodata seperti biasanya lalu di robek menjadi 2 bagian lembaran kedua di berikan kepada saya dan tak lupa membayar 500 baht.

Paspor dicap tapi diatasnya di bubuhi kata “walk” mungkin artinya cuma singgah sebentar kali ya.yyiihhaaa saya tiba di tachilek myanmar ,oh iya visa sehari ini cuma berlaku di kota ini dan harus kembali ke thailand pada hari itu juga .Pos perbatasan ini sering digunakan untuk memperpanjang masa tinggal di thailand cukup keluar dari thailand sebentar dan bayar 500 baht dan kembali lagi ke thailand,sudah bisa tinggal di thailand utk 30 hari ke depan ,praktis kan?

Keluar dari imigrasi myanmar saya di sambut anak-anak kecil berwajah asia selatan (Katanya itu adalah imigran dari bangladesh) yang meminta-minta,lepas dari gerombolan anak kecil kembali disambut dengan rombongan supir tuktuk yang siap mengantar ke beberapa kuil di tachileik,dengan menunjukan foto-foto kuil tersebut lagi-lagi saya tidak tertarik. Pandangan saya menuju ke sebuah pasar yang agak turun ke bawah letaknya,hmmm pasar tradisionalnya menjual barang kebutuhan dan berbagai macam makanan tapi aroma thailand masih kental di sini tak ada sesuatu yang khas myanmar souvenir,makanan semuanya produk negara tetangganya bahkan mata uangnya pun masih menggunakan baht,ketika saya membeli makanan kecil dan meminta uang kembalian dengan mata uang myanmar,kyat mereka bilang tidak ada.
Pasar saya tinggalkan dan berjalan ke arah jalan raya ,di sebuah perempatan ,bilboard bertuliskan “City of Golden Triangle” menyambut saya kemudian saya melanjutkan jalan kaki ke arah jalan berdebu dan tak beraspal,kiri kanan banyak terlihat orang-orang berwajah asia selatan rupanya ini adalah perkampungan muslim bangladesh .Di sebelah kanan ada sebuah mesjid yang di depannya banyak di jual makanan kecil,goreng-gorengan berlabelkan halal lumayan juga rasanya,saya makin menjauhi keramaian tak ada yg menarik Cuma rumah berdebu diselingi pohon2 besar kondisinya mirip2 lah dgn yg di tanah air ,setelah capek berjalan kembali saya ke perempatan kali ini saya akan mencoba angkot lokal ,lumayan juga



Setelah beristirahat saya mencoba mencari kuil khas mynamar yg berundak-undak di sekitar kota tachileik ,coba ambil jalan raya yg ke utara kali ini jalan rayanya rapih banyak kantor-kantor pemerintahan di kiri kanannya.Di kejauhan saya mulai melihat pucuk2-pucukkuil khas Myanmar yang berundak=undak dan mulai mendatangi tempat itu .Tidak ada orang yg menjaganya saya melenggang leluasa masuk ke areal tersebut.Setelah melihat-lihat dan puas mengambil foto,saya istirahat sebentar sayangnya tidak ada orang yang bisa di ajak ngobrol(iyalah gak ngerti juga bahasanya he he he)


Waktu sudah menjelang sore ,saatnya meninggalkan myanmar mendekati pos perbatasan kembali saya diikuti segerombolan anak kecil,buru-buru saya jalan karena mereka menarik2 baju saya dan mereka berkata :

“mister,passport,passport” sambil menunjuk-nunjuk gedung yang saya lewati

Langkah saya percepat ke arah thailand anak-anak kecil itu berhenti mengikuti saya karena mereka tidak boleh melintas ke bagian thailand ,akhirnya sampai juga di imigrasi thailand dan mengambil arrival-departure card,tapi saya merasa ada yang kurang..hmm apa ya..oh iya PASPOR .Saya berbalik arah (sambil mindik-mindik tentunya,malu juga sama anak-anak yang tadi hehehe)peraturan di sana memang paspor harus di tinggal di imigrasi di Myanmar, dan di ambil kembali waktu mau keluar. setelah urusan beres saya bergegas keluar anak-anak kecil itu dari jauh masih memandangi saya mungkin mereka berkata

“ kasian deh lo bolak balik ,gue kata juga apa”

Saya meninggalkan gerbang Union of myanmar menuju ke gerbang Kingdom of Thailand.
Selamat jalan Myanmar ,negara yg membuat penasaran semua orang untuk di kunjungi.