Kamis, 22 Maret 2012

Mampir di acara pemakaman adat merapu


Setelah saya mengunjungi desa nelayan pero dan bermalam di waitabula,rencananya saya ingin melanjutkan perjalanan ke waikabubak.Padahal hari itu ada seorang wartawan yang menginap di samping kamar losmen yang menawarkan pergi ke pantai menangaba dengan motornya, sekalian katanya karena dia akan pergi ke daerah situ juga.Sebenarnya saya tertarik sih tapi sudah ditunggu-tunggu cukup lama nggak nongol juga ,akhirnya saya mengurungkan niat dan berlanjut ke waikabubak.Sayapun naik minibus dari depan losmen anggrek .Perjalanan waitabula –waikabubak berdurasi sekitar 1 jam lamanya dengan kondisi jalan yang mulus.

Baru setengah perjalanan dan ketika saya sedang menikmati pemandangan batu kubur khas sumba di kanan kiri.saya mendengar ada bunyi-bunyian seperti gamelan dan juga melihat ada iring iringan orang berpakaian adat membawa hewan kerbau yang dihias kain berwarna merah.Setelah saya bertanya kepada kenek minibus dan ia bilang ada upacara pemakaman sayapun minta turun .Saya turun tepatnya di kecamatan wejewa timur ,rupanya saya sudah terlewat jauh dari tempat acara .Dengan ransel segede gaban saya berjalan tergopoh-gopoh menuju tempat acara dan sayapun kemudian menyelinap dan berada diantara para tetamu yang menghadiri upacara adat pemakaman ini.Sambil celangak celinguk tentunya hehehe


para keluarga mendatangi rumah duka sambil menari

iring iringan seserahan hewan ke rumah duka

Mata saya memandangi seluruh tamu,sambil bertanya-tanya dengan orang di sebelah saya .layaknya seorang tamu saya disuguhi kopi oleh yang empunya acara, lumayan juga untuk menahan kantuk .Akhirnya saya menghampiri seseorang yang saya anggap bisa menjelaskan prosesi upacara pemakaman dan pilihan saya tepat,saya berkenalan dengan seorang pegawai negeri sipil berusia sekitar tigapuluhan namanya bang Teddy orang asli sumba barat dia juga pernah kuliah jurusan pertanian di jogja dan pernah tinggal di jakarta.Wajahnya tipikal orang nusa tenggara timur, walaupun pernah lama tinggal di jawa dia masih senang mengunyah sirih pinang terlihat dari giginya yang kemerah-merahan. Dari dialah informasi mengenai adat sumba yang menganut merapu dan hal hal lainnya mengenai tanah kelahirannya ini saya dapatkan.

salah satu hewan yang wajib disembelih pada saat upacara pemakaman sumba
babi babi ini siap di potong

Pada hari itu adalah hari dimana jenazah akan dimakamkan kebetulan yang meninggal adalah seorang wanita yg berusia lanjut . jadi sebelum jenazah dimakamkan para keluarga diharuskan membawa hewan ternak bisa kerbau ,babi atau kuda untuk di sembelih dan di bagi-bagikan kepada orang lain .Pemberian hewan ternakpun ada upacaranya yaitu semacam tari-tarian,jadi para keluarga dekat yang akan memberikan hewan ternak kepada pihak yang berduka harus melakukan iring-iringan dari rumah mereka dengan musik tradisional juga dengan berpakaian adat.Nah ,setelah memasuki pekarangan rumah pihak keluarga yg berduka menyambut nya dgn tari-tarian adat dengan gerakan mengacungkan parang sambil berteriak-teriak setelah diterima baru pihak keluarga dekat yang memberikan hewan ternak bersalam-salaman dan berpelukan dengan pihak keluarga yang sedang berduka saya juga melihat mereka memberikan kain tenun untuk pihak yang berduka.Suasana pun menjadi haru

Setelah keluarga dekat yang ditunggu semuanya sudah lengkap hadir, acara dijeda dulu sebentar karena ada acara makan siang yang sudah di sediakan oleh pihak yang sedang berduka.Untuk acara makan siang ini ada pemisahan .Bagi yang berpantangan dan tidak berpantangan maksudnya disini adalah bagi yang tidak biasa makan makanan di rumah duka atau orang meninggal dipersilahkan memisahkan diri untuk makan di tempat yang sudah disiapkan yang tidak begitu jauh dari rumah duka jaraknya sekitar 10 meteran.yang cuek-cuek aja yah silahkan makan dimana ajah.

Acara makan-makanpun selesai, dilanjutkan dengan nyanyi-nyanyian dan puji-pujian ala gereja .karena yg meninggal beragama nasrani dan masih memegang teguh adat sumba menurut bang teddy ,upacara semacam ini adalah setengah merapu katanya,jadi upacaranya lebih sederhana.makanya banyak juga tamu yang hanya diam saja ketika ada “ceramah” dan nyanyian ala gereja,karena masih banyak penduduk sumba bagian barat yang beragama merapu yang hadir pada acara  hari itu,biasanya kalau upacara penguburan adat sepenuhnya merapu diakhir acara ada  sembahyang oleh pendeta merapu dengan menyembelih anak ayam.pankreas anak ayam tersebutlah yang dibaca untuk meramalkan apa yang terjadi pada keluarga yang ditinggalkan. 

Acara kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan ternak,ini adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh para tamu.kali ini hewan ternak yang akan disembelih adalah 10 ekor babi dan 8 ekor kerbau.Para algojo sudah siap dengan parangnya .hewan ternakpun di sembelih satu persatu.proses penyembelihannya unik,sang algojo memakai pakaian adat sumba ,sebenarnya pakaian biasa sih baju dan celana panjang yang dipakai sehari-hari ,cuma ada lilitan kain tradisional di pinggang dan juga lilitan kain di kepala tak lupa parang yang di selipkan di pinggang.Sang algojopun menari sambil berteriak teriak mengacungkan parang.Yap sang algojo mulai “menggoreskan “ parangnya tampak begitu mudah untuk seekor babi sekali gores saja langsung ambruk,tapi tidak untuk kerbau butuh beberapa kali goresan disertai beberapa orang yang memegang ikatan agar kerbau tidak mengamuk.Darahpun berceceran dimana- mana .babi dibakar dan dikuliti sedangkan kerbau hanya dikuliti.

prosesi pemotongan hewan

algojo dan korbannya

Setelah prosesi acara pemotongan hewan selesai ,jenazah dibawa dan diletakan di batu kubur,yang letaknya di sebelah rumah.Jenazah tidak di kubur di dalam tanah melainkan diletakan di dalamnya.jadi,batu kubur itu dibuat sedemikian rupa yang mempunyai rongga di dalamnya bentuknya seperti kubus yang agak panjang terbuat dari semen dan pasir ,sebenarnya batu kubur itu harus berasal dari alam tapi berhubung semakin hari semakin susah didapat maka menggunakan bahan bangunanpun tidak apa- apa.Sama seperti jenazah yang dimakamkan di dalam tanah para keluargalah yang menggotong jenazah tersebut yang kemudian dimasukan ke dalam batu kubur.Setelah jenazah masuk,lubang tempat memasukan jenazahpun ditutup mengunakan campuran pasir dan semen , para keluarga dan para tamu meletakan bunga-bungaan di sekitar batu kubur.


setelah di sembelih lalu di bakar

siap dibagi-bagikan

Hewan ternakpun dipotong ,semua dibagi rata kepada keluarga dan tamu.saya melihat ada catatan di kertas berisi nama-nama orang yang akan dibagi- bagikan daging hewan tersebut.Upacara pemakaman berakhir ,saya beruntung sekali bisa menyaksikan upacara adat pemakaman adat sumba yang menurut bang teddy lebih meriah daripada upacara pernikahan ,kelahiran dan panen.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar