Minggu, 21 Juli 2013

Terdampar Di Hohhot

Saya tiba di terminal liuliqiao Beijing China sudah sore ,tujuan saya adalah Erlian yaitu kota yang berada di perbatasan Mongolia dan china. Ya ,saya akan mencoba mengambil visa Mongolia disana .Ketika saya mau membeli tiket , saya menghampiri salah satu calo wanita.Ternyata tiket yang saya inginkan  tidak ada katanya ,yang ada hanya sampai Baotou deket-deket situlah masih dipropinsi yang sama  .Entah kenapa saya mempercayai calo wanita muda ini tanpa berusaha membeli tiket di konter resmi.

Terminal bus Liuliqiao Beijing

Dengan bahasa inggris yang sulit dimengerti saya diajak dia ke sebuah kios  dibelakang terminal  .Kiosnya menjual berbagai macam makanan dan minuman cocok untuk tempat menunggu bus antar kota.Tiket seharga 200 yuan saya beli pada seorang bapak yang sedang menjaga tokonya sekaligus sedang bermain judi.Ternyata busnya tujuan Jining ,dia menjelaskan kota itu sudah dekat dengan Erlian,tambah pusing deh.Saya dijelaskan dengan bahasa mandarin dengan sok tahu saya mengangguk-angguk tanda setuju,secara tiket udah dibayar bukan?



Terserah deh pak mau kemana ,yang penting gue nyampe” dan harus segera meninggalkan Bejing saat itu juga.

Kios  ini mempunyai satu ruangan diatas ,tempat para penumpang menunggu bus .Terlalu lama membuat suasana membosankan ,saya didekati seorang bapak-bapak namanya Wang mi jun sebenarnya  saya malas banget diajak ngobrol karena dia nyerocos pake bahasa mandarin yang saya gak mengerti sama sekali.

Lama kelamaan  saya manfaatkan juga  si bapak ini.Sambil ngobrol ngalor ngidul dalam arti dia kekeuh pake bahasanya  saya juga dong  pake bahasa alay hehehe.Saya minta ditulisin nama-nama kota yang akan saya  kunjungi  tentunya dengan tulisan mandarin .Setelah puas mengobrol (kayak ngerti aja) saya memberikan kenangan berupa selembar uang dua ribuan  dan dia pun memberi saya uang 10 yuan  hehe menang banyak  dong,Dia juga memberi saya sebuah kaca mata hitam, hmm buat apa coba !!.Kami dipangggil karena  bus mau berangkat dan beringsut-ingsut meninggalkan ruangan yang penuh asap rokok tersebut.      
                         
Akhirnya bus diberangkatkan sekitar jam 8 malam ,badan capek sekali saya langsung merebahkan diri diranjang ,bus nya memang di disain untuk tidur,Sayapun terlelap .Nggak berapa lama tiba-tiba saya terbangun ,sayup sayup saya mendengar  lagu yang diputar oleh si supir .Saya lihat ditv seorang penyanyi wanita menyanyikan lagu yang saya kenal banget  iramanya walaupun ia menyanyikannya dengan bahasa mandarin.Tau lagu Indonesia pusaka kan?yang liriknya begini

Indonesia tanah air beta pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala tetap di puja-puja bangsa

Oke  bait pertama dan kedua nadanya sama mungkin direff nya berbeda eh ternyata direff sama pula loh

Sebenernya saya pengen tau arti dari lrik dari lagu tersebut,tapi Tanya ama siapa hadeuh komunikasi pun sulit sekali disini.Siapa tau artinya nyeleneh soalnya saya nggak rela lagu bagus  Indonesia diubah liriknya jadi macem-macem . #nasionalis  #kibarinbendera

Nggak lama kemudian penumpang ada beberapa yang turun,saya nggak tau sedang berada dimana padahal hari masih gelap.Si Supir bertanya kepada saya,ya jelas  saya nggak ngertilah

#$cang cong ###I keu la ni ho *&&8%$#@!!

Ho oh nggak ngerti deh gue,untungnya saya punya tulisan mandarin hasil dari belajar sama wang mi jun .Tinggal sodorin kertas  dan nunjukin nama kotanya dia nyerocos lagi hehehe kali ini saya nyodorin pulpen dengan gerakan menulis saya meminta sang supir  menulis terserah mau nulis apa deh.

Rupanya sang supir menulis kata-kata dalam bahasa mandarin yang lumayan panjang  sambil menulis mulutnya komat kamit .Sesekali keluar asap dari mulutnya karena kedinginan.Kemudian  saya turun sambil memegang buku yang berisi tulisan mandarin dan  berdiri bengong,bener- bener gak tau sedang berada dimana.Keadaan sekeliling gelap dan salju yang mulai menggunung  ,lampu penerangan hanya samar-samar .Melihat saya yang sedang kebingungan mungkin sang supir kasihan .Ternyata ia menyetopkan taksi  dan menyuruh saya naik,entah saya  mau diturunkan dimana .

hasil coretan wang mi jun dan si supir

Jarum Jam menunjukan  pukul 4 pagi,saya diturunkan di sebuah stasiun kereta yang besar dan luas.

Bah !!!!

Lagi-lagi saya nggak tahu apa nama stasiunnya ,ada sih namanya tapi dengan tulisan mandarin .Dengan langkah gontai disertai terpaan angin dan udara dingin saya menuju ke dalam stasiun.Ruangan stasiun tampak sepi hanya ada satu dua orang saja dan hanya satu loket yang dibuka.Papan informasi digital (yang tentunya berbahasa mandarin)mengenai keberangkatan dan kedatangan kereta  nggak membantu saya untuk  memberi petunjuk di kota mana saya berada.

Saya mendatangi  loket,moga-moga ada tiket menuju Erlian
“Erlian” ! “ kata saya” sambil mengacungkan telunjuk tanda membeli 1 tiket

Ibu-ibu penjaga loket menyeringai,tanpa basa basi lagi saya nyodorin kertas bertuliskan Erlian dalam mandarin.Dan langsung saya bayar .Pas saya lihat tiketnya

Jeng..jeng…jeng

Ditiket tertulis Hohhot  Erlian

Yeay ,akhirnya terpecahkan juga misteri kota ini,setelah beberapa jam saya nggak tahu berada dimana.Oh iya Hohhot merupakan ibukota dari propinsi Inner Mongolia .Propinsi ini bersebelahan dengan Negara Mongolia yang terkenal akan padang rumput ,gurun gobi dan langit birunya.

Stasiun Hohhot
suasana kota diguyur salju

Hohhot nggak ada didalam itinerary perjalanan saya,tetapi nggak tau kenapa saya malah terdampar dikota ini.Setelah browsing, ternyata banyak komunitas muslim di kota ini dan saya bisa mengunjungi sebuah mesjid yang berada ditengah kota. Mesjidnya cantik apalagi pada saat winter begini salju membungkus beberapa bagian bangunan mesjid yang  merupakan pemandangan  baru dan  langka bagi saya . 


mesjid di hohhot


Yang lebih menyempurnakan keterdamparan saya di kota ini adalah ketika saya makan bakpao panas-panas di restoran halal ditengah dinginnya kota Hohhot.

Bakpao halal









4 komentar:

  1. salah satu seni traveling...terdampar! hahaha..nice sharing ^_^. btw traveling dengan berapa orang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya udah mampir
      travelingnya sendiri tuh

      Hapus
  2. kebayang rasanya terdampat di tempat yang gak kita ngerti bahasanya dan mereka gak terlalu ngerti bahasa yang kita pakai.
    kemudian kembali menggunakan bahasa purba, bahasa isyarat *ngikik

    BalasHapus