Senin, 31 Maret 2014

Menikmati Takengon


Nggak tau kenapa saya bener-bener pengen traveling ke Takengon bukan Banda Aceh atau Pulau Weh yang sama - sama berada di propinsi Aceh.Takengon memang tidak seterkenal Banda Aceh atau Pulau Weh ,bahkan banyak yang bertanya dimana tuh Takengon atau ada apa disana?.Saya pernah lihat tayangan di Tv pas acara bocah petualang  tentang anak-anak Takengon yang menunggang kuda di padang rumput  berlatar belakang danau laut tawar.wuihh indahnya,itu salah satu alasan saya untuk mengunjungi kota ini.

Danau Laut Tawar

Takengon adalah ibukota kabupaten Aceh Tengah  terletak di dataran tinggi Gayo yang berhawa sejuk.Kotanya sendiri berada di pinggir Danau Laut Tawar ,jalan kaki sedikit aja dari pusat kota udah keliatan hamparan danau .Seperti kota kecil lainnya ,pusat kotanya hanya berupa jalan lurus terdiri dari bangunan kantor ,rumah makan dan pasar .Bukit-bukit mengelilingi kota ini,di salah satu bukitnya ada tulisan GAYO HIGHLAND seperti tulisan HOLLYWOOD di Los Angeles USA ,tapi sayang huruf G nya jatuh dan miring .


Sudut Kota Takengon



Sisi lain Danau Laut Tawar

Untuk mengelilingi danau laut tawar saya menyewa labi-labi (angkutan seperti bentor di Medan) ,tawar menawar hargapun terjadi.Saya bilang sama supirnya mau lihat danau dari sudut yang paling cakep.Loh, baru beberapa meter jalanannya udah rusak ,naik turun pula .Nggak tega juga saya melihat supirnya berusaha keras  menghindari jalan berlubang yang naik turun daripada terperosok terjun ke dalam danau akhirnya saya cuma foto-foto sebentar trus balik lagi ke kota

Saya sempat kaget karena kota sekecil itu memiliki beberapa tempat nongkrong yang berupa café dan kota ini terkenal akan kelezatan kopi gayo nya, kebayang dong kopi yang akan disuguhkan pasti enak-enak.Memang cafenya nggak seperti café-café di kota besar , ada sebuah café dipinggir jalan dekat pasar namanya horas café walaupun cafenya kecil cuma 3 x 4 meter tapi interiornya keren banget didominasi warna merah disudut ruangan ada mesin roaster yang gede beserta bungkus-bungkus kopi yang berjejer bersama toples-toples yang unik.Saya memesan secangkir kopi gayo  press espresso karena itu menu yang paling murah ,begitu dihidangkan ternyata berupa cangkir kecil beserta teko penge-pressnya ,jadi cairan  kopi ditekan agar ampasnya tidak ikut terbawa.Harganya cuma 10 ribu rupiah aja loh bisa dapat kurang lebih tiga kali tuang.

Horas cafe
only Rp 10000

Malam-malam  seperti biasanya saya mencari tempat nongkrong anak muda lokal ,awalnya saya nongkrong di area terminal yang disulap jadi tenda-tenda warung makan .Saya cuma minum segelas bandrek susu tapi kemudian saya pengen makan mie aceh , ternyata warung mie acehlah tempat yang biasa untuk nongkrongnya anak muda lokal sambil nonton pertandingan sepakbola dan main laptop.Setelah seharian capek mengexplore Takengon tutupan megahnya adalah sepiring mie kepiting aceh panas menemani saya dikesejukan Takengon


4 komentar:

  1. Nice share. Jadi tahu tentang Takengon singkat padat dan jelas :)
    Salam kenal dari Solo. ^^

    BalasHapus
  2. wah..tempatnya keren ya. jadi makin tau tempat keren lainnya di aceh selain sabang.

    BalasHapus
  3. yuk ke Takengon dijamin betah hehe

    BalasHapus