Selasa, 02 Juni 2015

Bandar Seri Begawan Yang Sepi

Banyak yang beranggapan bahwa traveling ke Brunei cuma sebagai pelengkap dan mengkhatamkan asia tenggara aja dan itu semua hampir benar.Rata-rata teman saya yang kepingin ke brunei yah cuma mau icip-icip aja nggak ada yang benar-benar tertarik mengexplore lebih dalam.Begitupun juga dengan saya,namun setelah masuk ke negara ini baru saya merasakan sesuatu yang berbeda walaupun secara budaya negaranya mirip mirip dengan negara tetangganya.Apa yang membedakannya dengan Negara lainnya di asia tenggara?satu kata untuk negara ini :Sepi hehehe

Mesjid Omar


Kami tiba di brunei melalui jalan darat dan laut lewat kota kinabalu malaysia,ketika tiba di pelabuhan Serasa nikmat dan sejuknya saya mendapati pelabuhan yang sepi ,jauh dari hingar bingar pelabuhan yang biasa kita lihat,nggak ada tukang jualan, suara kendaraan yang lalu lalangpun jarang terdengar.Mungkin kalau kita ke Bandar Seri begawan (BSB)lain ceritanya kali yah,pikir saya sih gitu 


Setelah menunggu agak lama barulah bus yang akan membawa kita ke BSB datang ,isinya hanya tak lebih sepuluh orang ,kali ini saya traveling bersama 2 orang teman  dan 1 orang turis korea serta supir dan keneknya pun orang Indonesia, penumpang lainnya adalah penduduk lokal yang bukan asli orang brunei,loh kemana penduduk asli bruneinya?....yah nggak ada lah ,mereka kemana-mana menggunakan mobil pribadi kok

Perjalanan menuju BSB sekitar 1 jam melewati perkampungan yang juga sepi,hanya ada satu dua rumah yang terlihat dan jalanan yang kosong blas ,jarang sekali bertemu ataupun beriringan dengan kendaraan lainnya.Mulai memasuki kota BSB sudah lumayan ramai dengan rumah-rumah dan bangunan-bangunan pemerintahan dan sore hari akhirnya kami tiba di terminal utama BSB yang jam operasionalnya akan berhenti sekitar pukul 7 malam

Kami menginap di pusat kota yang tak jauh dari Mesjid Omar icon kota BSB,setelah menaruh backpack.Rencananya kami akan mencari makan malam, nah... kebetulan ada semacam bazaar didekat penginapan kami.Bazaarnya lumayan rame oleh para pedagang makanan tapi yang beli nggak kelihatan hanya kami dan beberapa orang aja .Entah karena habis hujan atau memang belum waktunya orang datang pokoknya kami mengurungkan niat untuk makan malam disitu selain itu pula nggak ada kursi-kursinya juga,Ujung-ujungnya kami makan di KFC yang juga sepi pengunjung

Untuk ukuran ibukota negara BSB sepertinya salah satu ibukota negara yang paling sepi ,pada jam pulang kantor jalanan terlihat lengang saya lihat hanya ada antrian beberapa mobil aja di lampu merah.Kehidupan malam? wah... jangan ditanya deh jangankan mau clubbing lah wong bir sama rokok aja dilarang ,travelmate kami orang korea kepusingan sendiri mau minum bir ngga ada yang jual,nah lho salah sendiri kenapa nggak browsing sebelum traveling.Sebelumnya dia memisahkan diri dari kami ,dia bilangnya sih mau ngopi-ngopi cantik eh pas ketemu lagi taunya nyari bir, lah di supermarket aja ngga ada yang jual,sist.

Pusat Kota BSB


Dulu, mall yayasan yang terletak di jantung kota ini mall paling hits di BSB pas saya kesana sih emang terlihat jadul ,toko-tokonya sepi  pengunjung terlihat hanya satu dua padahal hari udah sore ,jam nya orang pada ngemall.Setelah tanya-tanya orang lokal ,mall yang paling happening katanya adalah mall gadong letaknya lumayan jauh dari pusat kota kira-kira 20 menitan dengan jalan yang lancar car.Sampai disana kami hanya lihat-lihat sebentar dan pengunjungnya juga hanya sedikit nggak bisa lah yang namanya mau tebar pesona ,ngeceng-ngeceng (eh... buset bahasanya) lah nggak ada yang lihat.

Mall Gadong


Dari mall gadong kemudian kami beralih ke gerai kopi yang paling megang seluruh dunia setelah nge-google maps  ternyata letaknya di sebuah pertokoan namanya mabuhay ,niatnya sih cuma mau beli titipan temen dan nongkrong sambil ngopi-ngopi nah disini baru kelihatan anak-anak muda  BSB yang lagi kongkow itupun nggak banyak rasanya kota ini cocok untuk belajar deh.


Dermaga sepi yang menghubungkan antar kampung 
Besoknya kami mengeksplor kampung air yang gratisan aja yang berada di area samping Mesjid Omar Di kejauhan saya lihat banyak orang bergerombol lagi duduk-duduk diatas jembatan pas saya ngelewatin eh tahunya pekerja migran dari berbagai negara yang lagi ngaso dan tentunya ketemu orang Indonesia lagi dong.


Kampung Air
Kampung air


Kami mulai blusukan menyusur rumah -rumah dan jembatan-jembatan kayu diatas air .Loohh penduduknya pada kemana ini, berharap bisa melihat keseharian penduduk lokal yang unik karena mereka tinggal di atas air di negara kaya pula,tapi tak jumpe sikitpun (malay style).Padahal pengen banget ngobrol dengan penduduk kampung air ini saya nggak ngelihat sama sekali orang-orang lokal yang lagi ngeteh atau ngopi diteras rumah atau anak-anak yang lagi main air ataupun anak-anak muda yang lagi gitaran  lagi nyanyi lagu pesawat tempur sambil menggoda gadis yang lewat.




3 komentar:

  1. waduhh.. emg jarang juga ya traveler ke brunei.. tp mahal2 gak? ^_-

    BalasHapus
  2. iya jarang sekali terlihat traveler tapi ada lah
    brunei nggak terlalu mahal penginapan ada yang 100 ribuan,makan ada yg 1 dolar
    bus kota 1 dolar..standard

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus