Rabu, 04 Januari 2017

Keliling Sulawesi Selatan Dengan Transportasi Umum


Tercetus ide untuk mengelilingi Sulawesi selatan setelah saya buka peta provinsi ini,awalnya tujuan saya adalah tana toraja dan tanjung bira destinasi wisata unggulan yang paling ngetop.Tapi kalau dilihat dari rute dengan mengambil start dari makasar  rasanya kurang efisien dan kurang adventure *halah* apabila harus bolak balik ke Makasar.

Kebanyakan para traveler itinerarynya begini:
Makassar-Toraja-Makassar-Tanjung bira-Makassar,rata-rata dikebut dalam waktu 4 hari  3 malam aja dan 2 malamnya tidur di bus.
Memang  kebanyakan traveler terbentur karena waktu yang mepet ,nggak salah juga sih.Cuma sayang aja kalau alam Sulawesi Selatan yang indah dan kaya akan budaya dinikmati hanya sebentar-sebentar .Maka berilah waktu yang cukup banyak untuk menikmatinya lagipula ongkos pesawat ke Makassar nggak murah-murah juga dari Pulau Jawa *promo mana promo*.


Itinerary saya.source


BTW ,coba lihat deh letak jalurnya seperti huruf L ,Makasar ada di selatan ,Toraja di utara dan Tanjung bira ada di timur.Apabila kita punya waktu yang cukup banyak kita bisa  mengelilingi hampir seluruh provinsi ini seperti lingkaran berawal di makasar dan berakhir di Makasar dengan landscape yang berbeda-beda pula.Nah kali ini saya mau berbagi pengalaman mengelilingi kaki kiri pulau Sulawesi dengan Transportasi umum.

Makassar –Rantepao (Toraja)

Alam Toraja
Salah satu Rute gemuk di provinsi Sulawesi selatan karena ketenaran Tana toraja yang sudah mendunia.Berbagai macam Po bus yang melayani rute ini seperti Litha,Primadona dll .Tak jarang kita bisa ketemu turis-turis asing di dalam bus yang kita tumpangi yang akan mengunjungi Tana toraja.Dan saya membuktikan perkataan orang bahwa bus nya lebih bagus dari bus-bus jawa ,lebih nyaman dan juga tepat waktu.Biasanya para traveler berangkat malam sampai di Toraja pagi hari lumayan mengirit ongkos penginapan walaupun ada juga bus yang berangkat pagi hari.Untuk rute yang satu ini tidak terlalu bermasalah para traveler hampir dipastikan kebagian seat kecuali pada peak season yaitu menjelang Natal dan tahun baru

Rantepao(Toraja)-Palopo

Rantepao adalah ibukota Kabupaten Toraja Utara ,kebanyakan para traveler menempatkan Rantepao sebagai basecamp untuk mengexplore spot-spot unik budaya dan alam toraja.Pergilah ke Pasar bolu untuk mendapatkan kendaraan umum ke Palopo.Biasanya kendaraan umumnya berupa mobil pribadi yang hanya berisi beberapa orang saja .Sambil menunggu penumpang penuh kamu bisa jalan-jalan masuk kedalam pasar menemukan hal unik lainnya seperti yang saya lakukan.Kalau perlu titipkanlah nomor telepon kamu agar bisa dihubungi ketika kendaraan kamu telah sarat penumpang.
Perjalanan menuju Palopo menghabiskan waktu 2 jam dengan jalan yang turun naik .

Kota Palopo



Palopo-Sengkang

Seharusnya saya langsung menuju Sengkang begitu tiba di Palopo ,karena hari sudah sore dan jarak Palopo –Sengkang yang jauh maka menginaplah saya di kota ini.Hotel yang saya inapi pun nggak sengaja saya lewati ketika saya lagi browsing-browsing cari penginapan tiba-tiba supir travel nunjukin sebuah hotel, dari luar sih penampakannya bagus namanya hotel mulia indah .Begitu tiba di resepsionis  langsung deal tanpa melihat kamarnya harganya lumayan murah nggak sampe 200 ribu udah termasuk sarapan berat buffet alakadarnya .Bagaimana dengan kamarnya? Lumayan bagus lah walaupun saya di “lempar” ke kamar lantai 3

Istana Luwu di Kota Palopo
Saya hanya sempat mengexplore kota Palopo sore dan malam hari ,nggak banyak yang bisa dilihat tapi kesimpulan saya sih kotanya teratur dan banyak juga café-café unik yang instragamable, sayang saya nggak sempat mengunjunginya karena perut saya sudah keburu kenyang makan Kapurung makanan khas Palopo di restoran  Ule Bale .Kapurung sejenis papeda tapi sagunya berbentuk bulat-bulat dengan kuah ikan segar.

Kapurung
Esok paginya saya berencana meninggalkan Palopo menuju Sengkang,nggak perlu ke terminal karena angkutan umum lewat nggak jauh dari hotel saya .Hampir sejam saya menunggu Cuma memang hanya angkutan umum yang jaraknya dekat aja yang sering lewat.Akhirnya saya dikasih alternative sama abang-abang tukang ojek yang sedari tadi “nongkrong” bareng saya di perempatan.Ya udah saya sih setuju aja naik mobil travel plat kuning jurusan Makasar nanti tinggal turun di Ana Banua nyambung pete-pete lagi ke kota Sengkang lagipula hari sudah siang.

Setelah 5 jam perjalanan ,tiba di Ana banua udah sore menjelang maghrib ,eh... cek di google map Sengkang masih 20 km lagi .Nunggu pete-pete nggak kunjung datang, kepikiran mau hitchhiking aja tapi tiba-tiba ada mobil pribadi yang menghampiri dan menawarkan tumpangan kebetulan menuju arah yang sama namun nggak sampe Sengkang ,saya turun bersamaan dengan tibanya bapak ini di rumahnya persis dipinggir jalan.Dengan sedikit basa basi saya menanyakan ongkosnya,si bapak minta 10 ribu saja dan kembali saya harus menyambung dengan pete-pete sampai ke pusat kota Sengkang.

Bagi saya ,Kota Sengkang memang asing ditelinga dibanding Makasar,Palopo atau Parepare .Jujur saja saya baru mengetahui Sengkang adalah sebuah kota di Sulawesi selatan  beberapa hari sebelum saya berangkat trip ini ketika menyusun itinerary.Saya cukup kaget ketika sampai di kota ini karena melihat beberapa turis asing yang “berkeliaran” di depan sebuah guesthouse dan jumlahnya lumayan banyak.Dan ketika saya mendatangi guesthouse tersebut dengan tujuan menginap ,ternyata full.


Sungai Walanae akses menuju Danau Tempe ,Sengkang

Ternyata memang pesona Danau tempe yang membuat turis-turis asing itu datang kemari ,Sayangnya saya nggak sempat menyambangi Danau ini karena keterbatasan waktu dan letak Danau tempe tersebut.Danau ini letaknya nggak menempel di kota Sengkang seperti Danau laut Tawar yang menempel dengan kota Takengon di provinsi Aceh,perlu menyewa perahu motor dengan menyusuri sungai terlebih dahulu.

Sengkang-Bulukumba

Sebenarnya ada bus dari sengkang menuju bulukumba tapi berangkatnya pagi-pagi sekali alhasil saya yang malas bangun pagi ketinggalan lah .Terpaksa saya harus naik (lagi-lagi ) travel berplat kuning dari terminal calaccu sengkang .Ongkosnya 100 ribu rupiah untuk 5-6 jam perjalanan.Baru beberapa menit jalan eh mobilnya ada masalah ,kami harus menunggu sampai satu jam  di bengkel sebelum mobilnya beres kembali dan melanjutkan perjalanan.


Travel Sengkang _-Bulukumba
Karena tujuan  saya sebenarnya adalah tanjung bira ,dan kebetulan sang supir mau pulang ke rumahnya di daerah kajang maka mobil kami nggak melewati poros utama sengkang –bulukumba.Penumpang lain yang tujuannya Bulukumba dialihkan ke angkot lain.Mobil kami melewati daerah pesisir pantai dan juga melewati daerah dimana suku kajang bermukim namun nggak terlihat satupun suku kajang.FYI suku kajang seperti layaknya suku badui di banten masih tradisional bedanya suku kajang boleh kemana-mana menggunakan alat transportasi.
Hari sudah menjelang maghrib ketika Saya diantar pak supir sampai di perempatan sebuah desa dan Tanjung bira masih 20 an kilometer lagi malah lebih dekat ke Bulukumba.Dari sini saya dianjurkan naik ojek karena sudah nggak ada lagi angkutan umum.Saya akan ceritain ada sedikit drama menuju Tanjung bira menggunakan ojek dipostingan lain

Tanjung Bira-Makassar

Setelah menginap semalam di Tanjung bira ,siangnya saya berniat ke Makassar dan menurut info dari pihak guesthouse yang saya inapi udah nggak ada travel yang menuju Makassar siang hari begini tapi ada ferry yang akan merapat dari pulau selayar jam 12 siang nanti dan dipastikana ada bus jurusan Selayar -Makasar.Pelabuhan bira hanya sekitar 1 km dari tempat saya menginap dan saya diantar sampai ke pelabuhan.Langsung saya menuju loket dan petugas pelabuhan bilang ,jadwal ferry yang akan merapat ke bira jam 3 siang,tuh kan informasi dari bapak yang punya guesthouse nggak akurat.Untuk menunggu ferry  yang akan merapat jam 3 sore rasanya nggak mungkin karena pesawat saya akan terbang jam 21.30 hari itu juga.Perjalanan Tanjung bira –Makassar memakan waktu 5 jam,belum dari kota ke bandaranya dan Makassar kotanya lumayan macet.

Pantai Tanjung Bira
Di pelabuhan ada sebuah mobil travel yang juga akan menunggu penumpang ferry ,awalnya  saya kepikiran mau hitchhiking dari bira ke bulukumba bahkan ada supir pengantar gallon air mineral yang menawarkan tumpangan ke Bulukumba tapi harus menunggu dia mengantar galon-galon tersebut sampai selesai,sampai jam berapa? Saya juga nggak tahu.

Mobil travel mau mengantar saya sampai ke Makassar saat itu juga tapi dengan harga yang fantastis.Menurut supir biasanya penumpang charter 500 ribu sampai 1 juta,nggak lah pak mending saya hanguskan tiket pesawat saya aja deh dan beli tiket baru hahaha.Akhirnya deal diharga 250 ribu sampai ke bandara.Perjalanan dari bira sampai Makasar melewati beberapa kota kecil seperti Bantaeng,Jeneponto dan Takalar.Dan sekali lagi saya membuktikan bahwa bagi traveler yang ingin menggunakan transportasi umum ketika berkeliling Indonesia plis itinerary jangan ketat banget.

4 komentar:

  1. Kalau jalan-jalan, saya gak terlalu suka itinerary yang ketat. Lebih memilih sedikit agak berlama-lama di satu tempat. Jadi sehari paling cuma mengunjungi sedikit tempat saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. ho oh saya juga tipenya seperti itu suka berlama2 disuatu tempat dengan catatan memang tempatnya mengasyikan

      Hapus
  2. Kalau dalam perjalanan dari Makassar - Toraja artinya mas lewat depan rumah saya. Jadi makanan favoritnya selama di Sulawesi apa saja mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah coba bisa mampir yah hehe
      makanan favorit karena coto makasar dan konro banyak di jakarta ,saya pilih nasi lawar pedas aja deh

      Hapus