Rencana saya untuk
menyebrang antara 2 benua akan terwujud,saya sudah berada di kota Aqaba
,Jordania.Aqaba letaknya persis di tepi laut merah ,kota ini berbatasan dengan
3 negara lainnya yaitu Mesir ,Israel dan
Arab Saudi.Mesir dan Israel bisa dipandang dari tepi pantai yang terasa dekat
sekali.
Awalnya saya akan cuma transit saja mengingat saya nggak
tertarik untuk bermalam di Aqaba,tetapi info yang simpang siur tentang kapal
ferry yang akan menyebrang dan saya lihat kotanya cukup menarik jadi menginaplah
saya di sini.
Setelah mencari-cari penginapan akhirnya saya mendapatkan
sebuah penginapan murah yang harganya lumayan mahal dengan fasilitas seadanya
harganya 15 jod atau 300 ribu rupiah untuk single room . Cuma ada kipas
angin,no breakfast,no wifi dan tempat tidur berupa dipan yang pas saya nggak
sengaja lihat kolong tempat tidurnya , astaga …sampah berserakan huekss.Memang
biaya hidup dikota ini tinggi dibanding Amman dan Wadimusa.
Taman ditengah kota Aqaba |
Aqaba city |
Satu PR buat saya bagaimana cara membeli tiket ferry nya,di
Aqaba memang ada kantor penjualan tiket ferry tapi pas saya
mendatanginya,konternya tutup karena jumat adalah weekend bagi penduduk
Jordania.Mau nggak mau saya harus menyambangi pelabuhannya yang letaknya 8 km
dari kota Aqaba. Niatnya saya esok hari saja saya ke pelabuhan mengingat saya
mau menikmati kota aqaba dulu.
Keesokan saya pergi ke pelabuhan untuk mencari tiket ,ransel
besar saya titipkan di hotel.Dengan menumpang taksi saya diantarkan persis di
depan pintu pelabuhan.Saat itu suasananya
sangat ramai dengan penumpang-penumpang yang sedang antri.Saya diarahkan
oleh seseorang untuk menembus antrian agar bisa masuk kedalam pelabuhan
kemudian bertemu dengan seorang petugas yang mempersilahkan saya masuk.
Di dalam gedung pelabuhan saya melihat seorang perempuan asia
yang sedang duduk dengan ransel besar disampingnya,Nggak salah lagi dia adalah
seorang traveler setelah saya berkenalan dengannya ,asalnya dari Jepang.Saya
izin sebentar untuk membeli tiket sebelum lanjut obrol-obrolnya.
Namanya Elisa umurnya masih 20 an,sedang traveling selama 8
bulan mengelilingi Afrika.Untuk ukuran perempuan muda Jepang yang traveling
lama sendirian saya sih nggak
takjub,karena saya sering menemui traveler perempuan muda Jepang yang sedang
keliling dunia lebih lama daripada Elisa.Tapi keberaniannya untuk keliling
Afrika patut diacungi jempol dan jarang saya temui,kebanyakan keliling Eropa
dan Asia.
Elisa sudah stand by dari siang hari padahal kapal akan
berangkat tengah malam,tiket yang dipegangnya ternyata beli di travel agent di
kota Aqaba,kok..ya saya nggak kepikiran beli di travel agent yah,beginilah
kalau traveler kurang riset .Harganya cuma beda 1 Jod lebih mahal aja tapi
nggak perlu ongkos taksi bolak balik ke pelabuhan dan waktu yang terbuang.
Saya pamit dulu sama
Elisa dan akan kembali malam harinya,sebelum keluar gedung pelabuhan ada
sedikit drama.Saya nggak diperkenankan keluar pelabuhan oleh petugas ,mengingat
pelabuhan tersebut sudah termasuk imigrasi.Jadi menurut mereka memasuki
pelabuhan berarti akan meninggalkan Jordania padahal saya cuma beli tiket.Saya
sedikit ngotot bahwa saya nggak mengecap paspor
dan murni hanya beli tiket dan mengatakan bahwa tas saya masih
tertinggal di hotel kota Aqaba.Akhirnya saya dilepas setelah petugas tersebut
memanggil atasannya dan beliau mengiyakan bahwa saya benar dan cuma beli tiket
sambil memeriksa paspor saya.
Keluar dari pelabuhan saya ditawari angkutan untuk ke kota
Aqaba harganya lumayan mahal ,saya rencana mau naik angkot aja menyetop di
pinggir jalan utama.Baru beberapa langkah menolak taksi ,saya dipanggil kembali
oleh mobil lain dengan beberapa penumpang.Iseng-iseng saya Tanya berapa
harganya.Mereka bilang free ,feeling saya sih benar walaupun bayar nggak
apa-apalah karena mobil sedan tersisa satu seat dan langsung jalan.
Mengetahui saya orang asing,dua orang pemuda yang duduk
didepan berubah sangat ramah.Sambil mengobrol dan bertanya mengenai pendapat
saya tentang Jordania.Saya bilang Negara nya bagus petra keren ,orang-orangnya
ada yang baik,ramah,cuek,judes macam-macamlah.Mereka tersenyum dan bilang supaya berhati-hati di Negara
Mesir ketika mereka mengetahui bahwa malam ini saya akan ke Mesir it,s Dangerous
,kata mereka.
Saya diantarkan sampai di jalan didekat hotel,saya
bermaksud mau ngasih 1 jod tetapi mereka benar-benar menolak bahkan ketika saya
mau kasih souvenir uang 2000 rupiah mereka nggak mau,dikiranya 2000 tinggi
nilainya kayaknya sih
Its free and thank you for visiting my country..ah saya
terharu
Malam harinya saya kembali menuju ke pelabuhan dan
benar-benar akan meninggalkan Jordania.Saya kembali menemui Elisa yang sedang
menyantap pop mie di kantin pelabuhan. eitss ternyata buatan Indonesia lho
#penting
Suasana pelabuhan |
.
Suasana pelabuhan semakin malam semakin ramai dan gilee
ratusan calon penumpang isinya laki-laki semua selain Elisa dan satu
orang perempuan yang sedang menggendong anak,.Duh,nggak kebayang yah kalau
Elisa satu-satunya perempuan diantara ratusan laki-laki di kapal tersebut
apalagi orang asing.
Panggilan masuk ke dalam kapal berbunyi ratusan calan penumpang bersiap-siap masuk
dan antrian mengular.Baru kami akan beranjak,kami melihat seorang traveler
perempuan asia menyelinap diantara orang-orang yang mengantri.Elisa bersemangat
menyusulnya tapi traveler sudah jauh
meninggalkan kami.
Kami ikutan mengantri,tapi begitu petugas melihat kami orang
asing ,kami dipersilahkan masuk duluan dan kami menuju kapal sambil melewati
antrian yang panjangnya Naudzubilah *sambil dadah-dadah*.Kapal yang kami
gunakan adalah Asian Bridge maritime ,kapalnya mirip kapal ferry ASDP Indonesia,jadi
saya nggak begitu kaget ketika melihat keadaan didalamnya .Untuk jarak sedekat
itu antara Aqaba dan Nuweiba diperkirakan memakan waktu 2 jam tapi harga
tiketnya gila-gilaan mahalnya sekitar satu juta rupiah belum termasuk tax 200
ribu rupiah,Saya jadi ngebayangin nyebrang antara Merak dan Bakauheni dengan
keadaan kapal dan jarak yang sama tapi
harganya bagai langit dan bumi hahaha.
Saya dan Elisa masuk kedalam kapal dan langsung mencari
tempat duduk yang nyaman.Setelah kami mendapatkannya ,Elisa beranjak katanya
mau cari traveler wanita yang kita lihat.Tak lama Elisa kembali dan keliatan
sumringah,katanya dia menemukannya dan saya diajak bergabung dengan mereka,ya
sudah saya ikut saja.Kami bergabung,ternyata traveler tersebut berasal dari
China dan saat itu kami ngobrol macam-macam sampai akhirnya terlelap.
Jarak Aqaba dan
Nuweiba sebenarnya nggak jauh-jauh amat ,daratan Mesir pun keliatan dari
Aqaba.Cuma karena ini penyebrangan internasional jadi membutuhkan waktu lebih dari dua kali
lipatnya lama perjalanan.Kapal telah berlabuh ,penumpangpun disuruh menunggu
sampai benar-benar boleh turun dari kapal .Oh iya proses imigrasi dan
pemeriksaan paspor dilangsungkan diatas kapal jadi paspor kami dikumpulkan
kemudian dipanggil satu persatu sama persis ketika saya menyebrang dari Malaka
,Malaysia ke Dumai ,Indonesia.Jadi ketika turun ke pelabuhan kita tidak
melewati pintu imigrasi lagi.
Nuweiba port |
Penumpang mengantri untuk turun,lagi-lagi kami bertiga
mendapat kesempatan didahulukan untuk turun dari kapal.Jam 5 subuh kami sudah
berada di Nuweiba Mesir .Ternyata paspor
kami masih ditahan oleh petugas imigrasi.Paspor saya dikembalikan tapi traveler
china diintrograsi terlebih dahulu.Sepertinya petugas imigrasi tersebut
flirting karena dia bilang nanya-nanya yang nggak penting hahaha.
Waiting room |
Tapi ada
untungnya juga bagi kami atas perhatian petugas imigrasi yang tebar pesona ke
traveler china.Kami dikawal sampai pintu gerbang padahal hari masih gelap dan didepan pintu
gerbang banyak calo-calo yang sudah siap sedia menerkam menunggu kami.Nggak
hanya sampai pintu gerbang ,kami juga diantar sampai pool bus yang menuju Dahab
dan ditunjukan kedai teh sambil menunggu
pool bus buka.
Akhirnya Kami berpisah di terminal Dahab,saya melanjutkan Ke Kairo mereka akan santai-santai di Pantai Dahab
See you |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar