Kazbegi yang merupakan salah satu kota andalan wisata di Georgia ,saat saya datangi sedang musim semi.Gunung-gunung menjulang tinggi yang menambah daya tarik kota kecil ini.Walaupun musim semi cuacanya masih dingin sekali terlebih ketika malam.Saya ditanya oleh pemilik homestay kesan -kesannya terhadap Kazbegi ,saya bilang cantik dan dingin.Jawaban dia ,ya iyalah dingin ,gunung-gunungnya gede-gede gitu hehehe,iya juga sih.Kazbegi berada diketinggian 1740 m dan puncak gunung Kazbegi 5003 meter diatas permukaan laut.
Selain gunung-gunung yang gede itu ,andalan Kazbegi adalah gereja gergeti yang berada diatas bukit.Kalau kita tiba di pusat kota ,kelihatanlah gereja tersebut ada diatas bukit.Banyak supir-supir taksi yang menawarkan transportasi menuju gereja gergeti ketika tiba di Kazbegi.Saya sih ingin trekking aja,karena sayang banget alam indah Kazbegi dilewati begitu saja,hanya dengan ngintip dari balik jendela mobil.
Homestay yang saya inapi |
Waktu yang tepat untuk trekking adalah pagi hari,jam 9 saya sudah siap mau trekking melewati kampung-kampung diperbukitan eh ada turis Korea yang juga mau trekking ya udah sekalian aja deh dan beruntungnya dia sudah 2 kali ke gergeti jadi saya tinggal ngekor saja . Ternyata jalur untk trekking tidak begitu jelas saudara-saudara,si Korean inipun sempat nyasar -nyasar.Sebenarnya kalau mau gampang tinggal ngikutin jalan beraspal aja,nyampe deh di puncaknya cuma jalannya agak muter-muter.
Kazbegi saat itu beberapa bagian dipenuhi salju walaupun matahari terik tapi udaranya enak.Kami jalan santai aja sambil ngobrol,kadang-kadang duduk sambil menikmati alam, kadang-kadang jalan ngebut.Saya menawarkan rokok kepada si korean ini (karena dia perokok) yang saya bawa dari Indonesia mereknya sampoerna,baru beberapa hisapan langsung udahan,karena rokok indonesia terlalu manis katanya hehehe.
Enaknya trekking disini adalah tersedianya pancuran penduduk desa yang bisa kita minum airnya,rasanya segar banget,bisa kita isi ulang seenaknya pula.Tapi saya jarang melihat penduduk desanya,kemana yah mereka?.Dan enaknya lagi sepertinya nggak perlu takut nyasar karena desa-desa tersebut nggak jauh dari jalan raya ,kalau nyasar tinggal cari jalan raya yang sering terlihat dari pedesaan.
Makin keatas salju semakin tebal,si korean ini pengen cepet-cepet sampe maka dia akan melewati jalan pintas dan menawari saya untuk ikut,agak jiper juga karena jalan pintas itu berupa bukit yang dipenuhi salju dan naiknya benar-benar hampir 90 derajat.Akhirnya saya ikut juga ,gilee nih si korean cepet amat jalannya.Dan benar saya terseok-seok menerobos salju sambil menjaga keseimbangan tubuh mau turunpun sangat sulit walau baru seperempat jalan.Setapak demi setapak saya pijaki jalan yang dipenuhi salju,tentunya saya ikuti jalan bekas langkah-langkah manusia.Ada kali 45 menit saya berjalan sambil tertatih untuk menuju puncak padahal jaraknya sangat dekat sedangkan si korean sudah leyeh-leyeh di atas
Dan akhirnya sampai juga saya di gereja gergeti yang pemandangannya sangat spektakuler,barulah disini saya melihat banyak orang yang tentunya naik kendaraan untuk menuju kesini.Gereja nya sih sama seperti dengan gereja-gereja yang sudah saya lihat di tempat lain di Georgia,cuma view disekelilingnya ituloh yang nggak nahan,keren banget.
Trekking gampang ngikutin jalan aspal |
Dengan berat hati saya meninggalkan gereja ini waktu juga sudah siang dan matahari juga terik walaupun anginnya adem.Pulangnya saya sudah kapok lewat jalan curam yang tadi,lebih baik saya ikutin jalan aspal aja.Eh lagi-lagi si Korean ngajak lewat jalan pintas dan bodohnya saya ngikutin aja dan memang secara kasat mata lumayan memangkas jalan sekaligus memangkas waktu.Kali ini menerobos salju di tanah yang datar tapi becek dan memang ada rambu-rambu track untuk trekking.Setapak-setapak saya lalui sampai akhirnya saya tiba dipenginapan dan berpisah dengan si Korean dan juga berpisah dengan sepatu saya yang sudah menganga lebar pada bagian bawahnya,hiks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar