Rabu, 31 Maret 2021

Jembatan Gantung Situ Gunung


Hampir 4 bulan mendekam di rumah karena pandemi,hasrat jalan-jalan belum tersalurkan akhirnya diminggu pertama dibulan Agustus beberapa teman  mengajak piknik tipis-tipis ke situ gunung sukabumi dengan maksud mengunjungi suspension bridge yang merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia.Dengan mengucap Bismilah dan berharap tidak ada kejadian yang tidak mengenakkan sambil mematuhi standard protokol kesehatan tentang covid-19,maka berangkatlah kami.



Mengingat Sukabumi merupakan salah satu kota termacet di Jawa,kami hanya akan mengunjungi suspension bridge dan kalau sempat akan ngopi-ngopi di Kopi Daong yang letaknya searah.Eh..tapikan Sukabumi sudah ada jalan tol yang menghubungkannya dengan Kota Bogor,wah.. tambah semangat aja kami.Memang pengalaman saya beberapa kali ke Sukabumi macetnya emang kurang ajar,jadi saya agak-agak trauma dan males banget kalau harus kesana,
 





Mending cari tempat wisata lain,tengah malam aja macet apalagi kalau jam sibuk.Nah,makanya dengan adanya jalan tol ini membuat perjalanan makin singkat,yakin?

Jam 8 pagi kami sudah mulai jalan dari daerah Pasar Rebo,Jakarta Timur,mobil sewaan yang kami naiki meluncur tanpa hambatan melewati Bogor,Ciawi dan  dan akhirnya Sukabumi.Eitss ..jangan salah ,ujung jalan tol ini baru sampai Cigombong ,sudah masuk Sukabumi sih tapi masih jauh banget dari Sukabumi Kota,masih sepertiga perjalanan lah.Lepas dari Tol mobil kami di hadang beberapa kali kemacetan terutama kalau melewati pasar atau perempatan.

Untuk menuju kawasan SituGunung mudah aja kok,tinggal ikutin jalan utama ,jangan lupa pake google maps ,sebelum Sukabumi kota ,kendaraan kami berbelok persis di samping Polsek Cisaat dan mulai jalan mendaki  sampai gerbang masuk kawasan situgunung.Akhirnya kami sampai juga kira-kira 3 jam perjalanan termasuk istirahat sebentar di indomaret, tapi kali ini kurang beruntung karena hujan turun persis ketika kami sampai di pintu masuk kawasan situ gunung ,sambil menunggu hujan berhenti kami makan-makan dulu dan harga makanan di kawasan tersebut sangat terjangkau.

Kami memaksakan diri untuk ke suspension bridge ditengah gerimisnya hujan,untuk menuju ke sana kita diharuskan trekking dulu atau kalau yang nggak mau capek ada tiket VIP seharga 100 ribu rupiah sudah termasuk pengantaran dan penjemputan ke titik terdekat dan titik semula
,sedangkan tiket masuk reguler 50 ribu rupiah  sudah snack dan kopi/teh.

Wisata suspension bridge ini dikemas sangat oke,apalagi di zaman pandemi ini. Tempat cuci tangan ,hand sanitizer dimana-mana  sekaligus kita dikasih masker kain.Pintu masuknya menggunakan scan barcode yang berupa gelang kertas,aneh juga sih melihat beberapa hal digital di tengah hutan belantara


Setelah memindai barcode  pengunjung disuguhkan snack tradisional yaitu pisang dan singkong rebus beserta minuman hangat ,minumnyapun di kursi kursi penonton yang pada saat itu lagi nggak ada pertunjukan budaya fyi biasanya ada pertunjukan budaya Jawa Barat yang dieslenggarakan tiap weekend.Ngopi ngopi sambil menyantap singkong dan pisang rebus  di tengah hutan belantara apalagi sehabis hujan kok rasanya nikmat banget ya,luar biasa.


Bangku penonton

Pilihan snack



Selesai ngopi kami trekking kembali menikmati hutan yang basah karena hujan tapi jalan setapak yang kami lalui nggak becek sama sekali,beberapa pohon terlihat dinamai dengan nama latin ,bisa buat wisata edukasi juga nih .Akhirnya kita sampai di mulut jembatan gantung .beberapa petugas siap siaga dengan alat keselamatan dan tak lupa membatasi pengunjung untuk berada di jembatan gantung agar  tidak sampai melebihi daya tampung dan cocok banget pas masa pandemi begini yaitu social distancing dan tidak berkerumun.


Alat keselamatan ditaruh dipinggang semacam tali ber-carabiner, jika seseorang tiba tiba ketakutan ketika ada angin kencang,carabiner bisa dikaitkan di pagar jembatan,ok sampai sini sangat salut kepada pengelola.



Klimaksnya memang melewati jembatan gantung ini,sedkit memacu adrenalin ,beberapa orang juga bahkan nggak berani melewati jembatan ini,goyangan cukup berasa apalagi kalau angin berhembus kencang,intinya jalan lurus saja dan fokus bagi yang parno.Bagi yang suka memacu adrenalin sih pengalaman melewati jembatan gantung menjadi biasa aja,malah kesempatan ini digunakan untuk foto foto .

Suspension bridge

Setelah melewati jembatan,pengunjung dihadapkan pilihan mau balik pulang atau melanjutkan perjalanan sampai ke curug sawer.Untuk menuju curug sawer pngunjung harus melakukan terkking lagi.Jangan takut trekking bikin kita happy kok ,apalagi banyak flora fauna yang jarang kita lihat,Saya sangat terhibur dngan atraksi Lutung Budeng yang bergelayutan di pohon-pohon yang besar.





Akhirnya kami tiba di Curug Sawer,yang kala itu airnya sangat deras karena habis diguyur hujan.Kesegaran udara di Situgunung ini lumayan untuk melarikan diri setelah beberapa bulan di rumah saja.Saya sudah 2 kali ke curug ini setelah 10 tahun yang lalu,kawasan Curug Sawer ini sekarang makin bagus dari akses jalan dan juga fasilitas yang memadai.Tersedia pula ojek yang akan mengantar kita ke depan pintu gerbang apabila kita sudah kelelahan.
 
curug sawer






Setelah bersenang senang didaerah pegunungan,kembali kami dihadang kemacetan ,yang tadinya kami mau mampir ke Kopi Daong nggak jadilah,menjelang malam aja kami masih stuck di Sukabumi.

Perjalanan pulang macetnya gila-gilaan mmbuat mood kami berubah jadi jelek,Untunglah kami mncari jalan tikus bermodalkan googlemaps dan sukses,kami hanya ikuti jalan-jalan kcil yang bersisihan dengan jalan utama,dan ketika masuk jalan utama eh nggak tahunya lokasinya nggak jauh dari mulut pintu tol.


Kecapekan trekking dan suasana macet sebelum pulang ke rumah, kami mencari tempat makan yang enak biar mood jalan -jalannya terjaga aja ,sekaligus balas dendam atas kemacetan itu haha,lagipula kami jarang bertemu.Hari itu kami tutup dengan makan besar di Resto Lemongrass yang ada di Bogor,puas bangtet






Tidak ada komentar:

Posting Komentar